Penetapan tujuan bisnis (business goals)
berarti menetapkan tujuan-tujuan yang menjadi sasaran sebuah bisnis.
Setiap bisnis memerlukan tujuan karena itu pembahasan dimulai dari
aspek-aspek dasar penentuan tujuan organisasi. Selanjutnya, manajer juga
perlu membuat keputusan tentang serangkaian tindakan atau program kerja
yang bersifat komprehensif dan terintegrasi dalam mencapai tujuan
perusahaan. Dengan demikian, penentuan program kerja atau strategi
tersebut tidak mungkin dibuat berdasarkan satuan problem sementara atau
hanya untuk memenuhi kebutuhan yang muncul seketika. Namun, penentuan
program tersebut meliputi cakupan yang lebih luas dalam menghadapi
perubahan lingkungan dan tantangan-tantangan yang muncul di masa
mendatang.
1. Penetapan Tujuan
Tujuan (goals)
merupakan target kinerja, yang menjadi alat ukur keberhasilan atau
kegagalan kinerja sesuai sasaran yang diharapkan dan direncanakan.
sebuah organisasi akan berfungsi secara sistematis apabila organisasi
tersebut telah menetapkan tujuan/goals dan rencana strategis terlebih
dahulu. Namun demikian, fungsi tersebut dapat terwujud apabila suatu
organisasi melibatkan sumber dayanya secara efektif pada tiap tingkatan
manajemen dalam mencapai tujuannya. Griffin dan Ebert (2002) menjelaskan
secara spesifik 4 maksud utama penetapan tujuan organisasi tersebut.
- Penentuan tujuan dapat memberi arah dan panduan bagi para karyawan di semua tingkatan manajemen. Apabila semua karyawan sampai tingkat yang paling bawah mengetahui dengan jelas apa yang ingin dicapai perusahaan maka lebih kecil kemungkinan akan terjadi kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan.
- Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki. Contohnya, apabila perusahaan menginginkan peningkatan pasar yang lebih besar pada satu tahun selanjutnya maka perusahaan dapat memfokuskan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan ini.
- Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan untuk menentukan budaya perusahaan (corporate culture).
- Penetapan Tujuan dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan dan melakukan perbaikan.
2. Jenis-jenis Tujuan
Tujuan
suatu perusahaan sangat terkait dengan aktivitas perencanaan strategis
sebagai upaya manajemen dalam menentukan arah yang ingin dicapai.
sebagai langkah awal setiap perusahaan perlu mengembangkan visi dan
misi. Visi adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang dicapi suatu
organisasi dalam jangka panjang. Sementara itu, misi adalah pernyataan
tentang “alasan keberadaan” suatu organisasi dan menjelaskan pertanyaan
seputar “apa bisnis kita”. Pada perusahaan-perusahaan besar, manajemen
tingkat atas menggambarkan visi dan misi ini dengan sangat jelas karena
semua karyawan harus memahami dua pernyataan ini.
Perusahaan umumnya memilki tujuan jangka panjang, menengah, dan pendek.
- Tujuan jangka panjang (long term goals) adalah serangkaian tujuan yang ditetapkan untuk jangka waktu yang panjang, biasanya untuk lima tahun mendatang atau lebih.
- Tujuan jangka menengah (intermediate goals) merupakan serangkaian tujuan untuk jangka waktu satu sampai lima tahun mendatang.
- Tujuan jangka pendek (short term goals) merupakan serangkaian tujuan untuk jangka waktu kurang dari setahun.
Pada
umumnya tujuan jangka panjang menggambarkan mengenai tujuan besar yang
ingin dicapai oleh perusahaan. Sedangkan pada tujuan jangka pendek
berkaitan dengan target pencapaian perusahaan dalam jangka waktu yang
lebih singkat, yaitu 1 atau 2 tahun. Apabila perusahaan memilki beberapa
departemen/unit kerja maka umumnya setiap departemen tersebut memilki
tujuan-tujuan jangka pendek masing-masing yang selaras dengan tujuan
jangka panjang perusahaan.
3. Langkah-langkah penyusunan strategi perusahaan
penetapan
strategi perusahaan akan menentukan keberhasilan perusahaan dalam
mencapai visi dan misinya. Grifin dan Ebert (2002) menjelaskan proses
penetapan strategi perusahaan yang mencakup 3 langkah, yaitu penetapan
tujuan strategik, melakukan analis lingkungan, serta memadukan kondisi
organisasi dengan lingkungannya.
4. Hierarki Perencanaan
Grifin dan Ebert (2002) menjelaskan perencanaan (plans)
dapat dipandang dari tiga tingkatan yaitu rencana yang bersifat
strategis, taktis, dan operasional. Tanggung jawab manajerial
didefinisikan pada setiap tingkatan. Tingkatan perencanaan tersebut
menunjukkan suatu hierarki karena perencanaan memungkinkan untuk
diimplementasikan bila memiliki alur logis dari tingkat yang satu ke
tingkat selanjutnya.
- Rencana strategis (strategic plans) mencerminkan keputussan-keputusan mengenai alokasi sumber daya, prioritas perusahaan, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai strategic goals.
- Rencana taktis (tactical plans) adalah rencana-rencana dengan jangka waktu lebih singkat untuk mengimplementasikan aspek-aspek tertentu dari rencana trategik. Biasanya rencana taktis melibatkan manajer tingkat menengah dan atas.
- Rencana operasional (operational plans), yang dikembangkan oleh manajer tingkat menengah dan bawah, menetapkan target-target jangka pendek untuk menengah dan bawah, menetapkan target-target jangka pendek untuk menghasilkan kinerja harian, mingguan, atau bulanan.
5. Perencanaan Kontinjensi dan Manajemen Krisis
Dikarenakan
lingkungan bisnis sering kali berada dalam kondisi yang tidak pasti dan
hal yang tidak dapat diduga tersebut mungkin menimbulkan masalah besar,
kebanyakan manajer memahami bahwa bahkan rencana yang sangat matang pun
dapat gagal. Oleh karena itu, biasanya para manajer mengembangkan
rencana alternatif atau rencana cadangan. Umumnya terdapat 2 jenis
metode yang diterapkan untuk menghadapi ketidakpastian, yaitu
contingency planing dan crisis management.
- Contingency planning atau perencanaan kontinjensi. Perencanaan ini diterapkan karena adanya kebutuhan untuk mendapatkan solusi terhadap aspek-aspek tertentu atas suatu masalah. Contingenscy planning pada dasarnya memang dibuat untuk menghadapi perubahan yang mungkin terjadi sehingga perusahaan dapat melanjutkan operasinya dengan cepat dan lancar setelah terjadi kejadian yang tidak diharapkan. Kegiatan perencanaan ini melibatkan 2 komponen, yaitu kelangsungan bisnis dan komunikasi publik.
- Crisis management atau manajemen krisis. Krisis adalah suatu keadaan darurat atau tak terduga yang membutuhkan respons secepatnya untuk menghadapi suatu kondisi darurat tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar